Bangun Kerjasama dan Silaturrahim, KPRK MUI Gorontalo Gelar Temu Ormas Perempuan Islam

MUI GORONTALO – Guna menguatkan peran dan kerjasama secara berjamaah, Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga (KPRM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan Temu Ormas Perempuan Islam, (14/11/21) bertempat di Wisata Calentika Kabila.

Kegiatan yang mengusung tema sinergitas Ormas Perempuan Islam untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan Remaja dan Keluarga, ini dihadiri sejumlah KPRK MUI Kabupaten dan Kota serta Ormas Islam Perempuan Provinsi Gorontalo Aisyiyah, Muslimat NU, Perempuan Wahdah, Majelis Taklim Muslimah, Wanita Syarikat Islam dan ormas perempuan islam lainnya.

Ketua KPRK MUI Provinsi Gorontalo Novianita Achmad mengatakan Ormas keagamaan islam mempunyai kekuatan tersendiri dalam masyarakat khususnya ormas perempuan atau kalangan mak-mak.

“Karena sesungguhnya dengan bersama-sama itu kita akan banyak mendapatkan keberkahan diataranya kita akan mendapatkan ketenangan atau Sakinah, kasih sayang Arrahmah, ampunan maghfirah atau nikmat ukhuwah yang insya allah akan melahirkan energi besar agar kita bisa sama-sama bersinergi, bersatu sebagai ormas perempuan yang ada di Provinsi Gorontalo,” tuturnya.

“Keberadaan Ormas Perempuan Islam ini diharapkan juga dapat menunjang berbagai program dari KPRK MUI Provinsi Gorontalo utamanya tema yang hari ini kita inginkan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi perempuan remaja dan keluarga,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Gorontalo Abdurrahman Bachmid membuka sambutannya dengan menjelaskan dua hal penting yang terkandung dalam Pancasila, yang pertama adalah Nasionalisme dan yang kedua Moralitas.

Menurutnya, dari Nasionalisme itulah yang melahirnya cinta tanah air, bela negara maupun bhineka tunggal ika. Sedangkan moralitas itu harus diajarkan melalui melalui jalur agama agar lebih efektif., daripada dicabut sisi-sisi keagamaannya. Karena kalau dicabut sisi keagamaannya, maka akan menjadi moral yang sekuler yang tidak ada nilai akihratnya.

“Nah.. Apa peran Wanita dan ibu-biu terhadap cinta tanah air dan membangun negara? Pepatah mengatakan Wanita itu setengah dari masyarakat, kalau Wanita tidak diberdayakan berarti kita memberdayakan setengah masyarakat. Jadi negara ini, kalau negara tidak memberdayakan Wanita maka negara ini akan rugi, karena dia adalah setangah dari masyarakatnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Abdurrahman Bachmid mengatakan, kalau ibu-ibu bersatu saling berkontribusi dan bersinergi maka ini adalah sebuah kontribusi yang besar terhadap negara, tapi jika ibu-ibu kacau, maka yang kacau berikutnya adalah bapak-bapaknya, lalu anak-anaknya, setalah itu yang kacau beriktunya adalah masyarakat dan negara.

“Ibu itu adalah madrasah, bila kau memperbaikinya, menyiapkannya, maka engaku menyiapkan generasi yang terbaik,” tutupnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *