Refleksi Sumpah Pemuda oleh Drs. Kasidi, M. Ag

sumpah pemuda adalah sebagai ekspresi jiwa nasionalisme dan kebangsaan yg kuat dari para pemuda pemudi sebelum indonesia merdeka, mereka memiliki kesadaran penuh dan wawasan yang sangat exailen terhadap kesatuan dan persatuan bangsa sebagai modal untuk mencapai neggara yang merdeka adil dan makmur, untuk itu peran pemuda dan pemudi bangsa indonesia sangat menentukan bagi kepempinan nasional kedepannya yang dilandasj cita- cita bersama bagi tegaknya nkri. Hari sumpah pemuda dilatarbelakangi oleh pertemuan para pemuda dari berbagai organisasi pemuda daerah di Indonesia untuk merumuskan ikrar sumpah pemuda.
Ikrar tersebut dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sejak pembacaan ikrar, pemuda Indonesia bersumpah untuk menyatukan kekuatan dan semangat sebagai pemuda Indonesia serta meneruskan cita-cita bangsa.

Ada tiga ikrar yang diucapkan sebagai Sumpah Pemuda.

Mengutip laman Kemdikbud, isi ikrar Sumpah Pemuda yaitu:

  1. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengkoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
  2. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
  3. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.,
    Berdasar ketoga ikrar sumpah pemuda itu menggambarkan betapa generasi muda waktu itu memiliki jiwa kepemimpinan yg kuat untuk menjakankan amanah kebangsaan yg meliputi kesatan tumpah darah yang bermakna cinta tanah air Indonesia, kesatuan kebangsaan yg bermakna menjaga kebhinekaan dan kesatuan bahasa, bahasa indonesia yang bermakna Indonesia sebagai negara bangsa (nation state) Negara kebangsaan adalah suatu istilah politik yang berarti warga negara yang tinggal di suatu negara juga merupakan bangsa yang sama sebagai bangsa indonesia yg besar di tengah tengah keberadaan negara-negara di dunia.

Jadi, amanah itulah yang harus di apresiasi oleh genetasi muda di era digital saat ini, agar selalu terjadi estafet kepemimpinan bagsa yang tidak putus dan hilang dari nilai-nilai kamanusiaan dan sekaligus nilai -nilai ketuhanan. Karena hal ini sudah menjadi kenyataan bahwa amanah kepemimpinan bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari fungsi kepemimpinan sebagai khalifatullah fil ard /tugas manusia sebagai pemimpon di muka bumi, dan bila bisa dijalankan dengan baik sesui ajaran al-Qur’an, dan al- Hadts maka pasti janji Allah akan terwujud, karena Alla swt akan memberikan pahala dan syurga bagi yang menjalankan amanah kepemimpinannya dengan baik berdasarkan ketaatan, karena siapa laagi kalau bukan kita manusia yg menjalankan amanah, bukankan sebelumnya amanah itu di berikan kepada makhluk langit, bumi dan gunung, serta jin, tapi semuanya menyatakan tidak sanggup, karena takut tidak mampu malaksanakan walau mereka menyatakan tetap taat kepada Allah qs al ahzab ; 72 sebagai mana dlm tafsir ibnu katsir:
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika selesai menciptakan makhluk-Nya, maka Dia mengumpulkan antara manusia, jin, langit, bumi, dan gunung-gunung. Lalu Allah memulai firman-Nya kepada langit. Ditawarkan kepadanya amanat ini, yakni ketaatan. Allah berfirman, “Maukah kamu memikul amanat ini, tetapi Aku berjanji akan memberikan karunia dan kemuliaan serta pahala di surga?” Langit menjawab, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kami tidak kuat memikul perintah ini dan tidak mampu mengerjakannya, tetapi kami akan selalu taat kepada-Mu.” Kemudian amanat itu ditawarkan kepada bumi. Allah berfirman kepada bumi, “Maukah kamu memikul amanat ini dan mau menerimanya dari-Ku, maka Aku akan memberimu karunia dan kemuliaan di dunia?” Maka bumi mejawab, “Kami tidak mempunyai kesabaran memikul tugas ini dan kami tidak kuat, tetapi kami selalu tunduk patuh kepada-Mu dan tidak akan mendurhakai-Mu dalam sesuatu pun yang Engkau perintahkan kepada kami.” Lalu Allah mendekatkan Adam dan berfirman kepadanya, “Maukah engkau memikul amanat ini dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya?” Maka pada saat itu juga Adam balik bertanya, “Lalu imbalan apakah yang akan kuterima di sisi-Mu?” Allah berfirman, “Hai Adam, jika kamu berbuat baik, taat dan memelihara amanat ini, maka bagimu di sisi-Ku kemuliaan, keutamaan, dan pahala yang baik di surga. Dan jika engkau durhaka, tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang sebenar-benarnya, dan kamu berlaku buruk terhadapnya, maka sesungguhnya Aku akan mengazab dan menyiksamu serta memasukkanmu ke dalam neraka.” Adam menjawab, “Saya rela, ya Tuhanku.” Maka Adam memikulnya. Dan saat itu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku telah memikulkannya kepadamu.” Yang demikian itu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: dan dipikullah amanat itu oleh manusia. (Al-Ahzab: 72). Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim wallahu a’lam bissawab wassalam. Drs. Kasidi, m.pd (sekretaris 3 bidang dakwah dan pengembangan umat) MUI Prov. Gorontalo.

2 Replies to “Refleksi Sumpah Pemuda oleh Drs. Kasidi, M. Ag”

Tinggalkan Balasan ke rahmadkiki86@gmail.com Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *